Rabu, 22 April 2009

sekilas hidupku

''MENGAPA TERKADANG SAYA ALIM,TERKADANG DZALIM.....!
Itulah pertayaan dasar yang akan kita komentar lewat tulisan ini pertanyaan tersebut memiliki cakupan yang sangat luas,tentang berbagai keadaan kedirian dan kejiwaan saya,jika di tarik dalam pengertian iman merupakan problem naik turunnya iman.broblem tersebut sungguh telah menjebak saya pada keadaan membingungkan,namun timbul pertanyaan dalam pikiranku-terkadang saya mmemperlihatkan kebaikan,tetapi terkadang juga memperlihatkan keburukan-terkadang saya menjalangkan sholat,terkadang pikiran saya bertamasya kemana-mana waktu sholat-terkadang saya menjadi orang yang sabar,terkadang menjadi pemarah-terkadang saya penurut,terkadang memberontak.faktor apakah yang sesungguhnya melandasi hal demikian.....?apakah penyebab keadaan tersebut berasal dalam diri manusia sendiri,ataukah ada kekuatan tertentu yang bekerja sedemikian rupa,sehingga memicu timbulnya keadaan itu....?apakah keadaan seperti itulah keadaan yang bersifat alamia pada diri manusia,sehingga tak satupun manusia termasuk para Nabi,Rasul dan iman yang disucikan dari dosa dan kesalahan oleh Allah Swt bisa terlepas dan terbebas darinya...?kalau keadaan ini merupakan keadaan alamia bagi manusia,maka bukanlah hal tersebut menggugurkan makna kebaikan dan kejahatan itu sendiri,karena dalam keadaan alamianya tidak ada kebaikan atau kejahatan....?apakah keadaan demikian itu merupakan satu fase dari evolusi hidup menuju kebaikan yang sempurna atau justru meluncur pada kejahatan yang mutlak....?

Persoalan ini adalah persoalan yang tidak sederhana,karena melibatkan berbagai unsur dan sudut pandang.ada hirarki yang harus kita pahami,serta harus kita temukan terlebih dahulu persoalan dasarnya.persoalan yang dimaksut adalah persoalan kebaikan dan keburukan.saya menyebut persoalan tersebut sebagai persoalan dasar karena dari sinilah muncul berbagai persoalan turunan yang merefleksikan sifat-sifat yang ambigu dan kontradiktif,seperti sabar dan marah,sedih dan gembira,adil dan dzalim,nekat dan takut dan seterusnya.benar permasalahan ini memang sangat luas sebab menyangkut persoalan sang Khalik,lagi-lagi muncul lagi pertanyaan dalam pikiranku.
  • apakah alam pada dasarnya di ciptakan dengan sifat baikataukah jahat....?
  • apakah alam di ciptakan dengan sifat baik sekaligus jahat....?
  • apakah kebaikan dan kejahatan merupakan persoalan yang ekstensial dan nonekstensial....?
  • apakah karena kebaikan memiliki mamfaat atau faedah,maka begitu pula halnya denan kejahatan....?
    karena luasmya persoalan inilah saya akan membatasi dalam konteks kehidupan manusia saja,walaupun kita akui bahwa keadaan yang terjadi dalam kehidupan manusia merupakan sistem cerminan dari sistem penciptaan.muncul lagi pertanyaan.
  • apakah manusia pada dasarnya baik atau jahat....?
  • apakah manusia diciptakan baik sekaligus jahat....?
  • apakah yang menyebabkan kebaikan dan kejahatan pada diri manusia adalah manusia itu sendiri atukah Allah....?
  • sekiranya manusia sendiri yang menyebapkan,maka apakah berarti hal ini terlepas sama sekali dari takdir dan keadilan Allah,sekiranya Alaah-lah menjadi penyebabnya,maka bisakah di terima bahwa Allah menciptakan kejahatan,lalu kejahatan ini di tanamkan dalam hati manusia,sehingga Allah-lah yang membuat manusia menjadi jahat....?
pertanyaan-pertanyaan di atas itulah,saya harap kita selesaikan secara tuntas,dan memberikan komentar kawan-kawan Blogger lewat tulisan ini,sebelum kawan memberikan suatu gambaran mengenai masala di atas,saya mencoba untuk menggambarkan pikiranku mengenai masala tersebut,muda-mudahan pemikiran saya mengenai masala ini,tidak ada kontraversi antara pemikiran kawan-kawan.

pengertianny;ada satu aliran dalam psikologi yang disebut behaviorisme aliran ini menyakini bahwa,manusia di bentuk oleh lingkungan di mana kita terlahir dan tinggal.titik keberangkatan behaviorisme terketak pada asumsi bahwa,manusia di lahirkan dalam keadaan kosong layaknya kertas putih,maksudnya...manusia yerlahir dalam kondisi kosong dari kebaikan,kosong pula dari kejahatan.kelak,ketika hidup bergulir,lingkunganlah yang akan mengajar nanusia tentang kebaikan dan kejahatan kebenaran dan kesalahan,memang betul aliran behaviorisme yang menjelaskan kehidupan manusia yang berpengaru oleh lingkungan,ada juga ucapan orang tua-tua kita yang serig mengatakan,jika engkau bergaul dengan seotang pemabuk,maka engkau pun turut mabuk,jika engkau bergaul dengan seorang penjahat pasti engkau terlibat.dan seterusnya,namun bagaimana kita menghadapi persoalan ini....?Allah swt telah menjelaskan dalam Al-qur'an bahwa,,,saya tidak meruba nasib suatu kaum kecuali kaum itu merubahnya sendiri,jadi untuk merubah itu manusia itu sendiri,sekali lagi manusia adalah mahluk yang sangat luar bias;mahluk yang istewema di alam nyata,hanya manusialah yang mnjadi makhluk demikian. jika Allah tidak memberikan akal pikiran pada manusia, maka manusia tidak bisa membedakan sesuatu dan manusia tak akan pernah dikarunia ilham. hanya dengan akallah bagaimanapun ilham dapat dipahami oleh manusia artinya... dengan akal kita menjadi tahu paham dan mengerti baik adalah baik dan jahat adalah jahat, tinggal manusia memilih. disini adalah makna ihtiar atau kebebasan yang dimiliki oleh manusia, dengan akal kita manusia akan teringat oleh surga dan neraka tinggal manusia memilih jika mengerjakan kebaikan atau jalan kebaikan yang anda lalui maka terminal akhir adalah surga. tetapi jiakalu jalan yang anada lalui jahat maka terminal landa adalah neraka dengan demikian maka kebebasan yang dikaruniai sang ilahi robbi: kebebasan yang tidak bertentangan dengan takdir,keadilan ,dan kesucianya ,saya ingin katakan bahwa kebaikan dan kejahatan atas surga dan neraka sesungguhnya bergantung pada pencapaian manusia itu sendiri.